Kamis, 30 April 2009

elegi di tutup luka menganga

hari itu , bukan lah satu satunya hari bahagiaku .
selama 4 tahun aku hidup dalm suka cita .
taukah kau apa yang mengubah hidupku penuh warna ?
namanya Banyu Budiarsa
dialah kakak di kala gusar , teman di kala galau dan guru di kala timpang
kami selalu hidup bersama walau tak satu atap .
nafasku adalah nafasnya dan nafasnya adalah nafasku .
kerap kali , kami mengalami mimpi yang sama ,
dan setelah salin bertukar cerita tentang itu ,
tawa kami lepas bersamaan .
kami selalu berbicang tentang pujangga mana yang pantas utkku ,
dan larasati mana yang tepat baginya .
menjadikakan ku bocah perempuan kecil ,
yang senang bermain bersama kakak sedarahnya .a
tertawa dan menangis bersama .
tiap kali handphone ku berdering ,
aku akan tau bahwa dialah yang mengirimkan pesan atau telpon utkku .
dia membentukku menjadi seorang yang terbiasa hidup dalam
bayang bayangnya .
yahhhh ..
di benar benar berarti utkku , dan aku tak mampu hidup tanpanya .


tapi pagi ini berbeda .
tak ada dering telepon yg membangunkanku .
ku coba mengurai kabar , namun tiada hasil .
hingga rembulan menyingsing , tak ada kabar dari dia .
senjaku memuram , sejak ia memurat tanpa jejak .
air mata ini berderai tak teredam .





to be countinue